Rabu, 23 Oktober 2013

Tanjidor

Sejarah Singkat

Tanjidor atau musik Tanjidor berasal dari bahasa Portugis yaitu Tangedor yang berarti kelompok musik berdawai (Kamus Ensiklopedia Indonesia oleh Van Hoeve terbitan Ichtiar Baru tahun 1984). Diduga Tanjidor berasal dari bangsa Portugis yang datang ke Jakarta pada abad XIV sampai abad XVI. Kelompok musik Tanjidor biasanya memainkan musik pada pawai militer atau upacara keagamaan. Konon salah satu Gubernur Jenderal Belanda, Valckenier, menggabungkan rombongan 15 orang pemain musik tiup Belanda dengan pemain gamelan, pesuling Cina dan penabuh tambur Turki untuk memeriahkan pesta.

Perkembangan Musik Tanjidor
Peralatan Tanjidor yang ada sekarang merupakan peninggalan Belanda sehingga usianya sudah sangat tua. Alat-alat musik Tanjidor diantaranya adalah :
 Bedug (Bas Drum)
 Tambur (Snare drum)
 Cymbal
 Clarinet
 Thrombon
 Piston (Terompet)
 Tenor
 Bass Throm
Dengan alat-alat musik setua itu, Tanjidor biasa digunakan untuk mengiring helaran (hajatan) dan arak-arakan pengantin. Salah satu ciri khas Tanjidor adalah membawakan lagu-lagu Betawi dan bisa disebut cerminan adaptasi masyarakat lokal terhadap musik barat. Sebagai penggalan cermin masyarakat Betawi yang pada saat itu sudah tidak asing dengan pergaulan antar bangsa lantaran sejak lama hidup berdampingan dengan bangsa Nunik Sumasni, Ahmad Nuryadin, Cina dan Arab.

nb:  diambil dari karya tulis berjudul "Tanjidor" oleh Nunik Sumasni, Ahmad Nuryadin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar