Sabtu, 19 Oktober 2013

Sekilas tentang tari cokek


Jenis kesenian Betawi dengan iringan gambang kromong. Kata cokek berasal dari bahasa Cina, cukin, yaitu selendang yang panjangnya kurang dari satu meter yang dipakai oleh para penari wanita untuk menggaet pasangannya. Berdasarkan beberapa keterangan, tari Cokek dahulu dikembangkan oleh para tuan tanah Cina dan sampai menjelang PD II kelompok tari ini masih dimiliki oleh orang-orang Cina peranakan. Ada pula yang mengartikan 'cokek' sebagai "penyanyi yang merangkap penari" dan biasanya cokek dipanggil untuk memeriahkan suatu hajatan, saat kenduri, atau perayaan. Para cokek disamping menyemarakkan suasana pesta dengan nyanyian dan tarian, mereka juga membantu para tamu dalam perjamuan, misalnya menuangkan minuman, menambah nasi atau lauk-pauk dengan sikap luwes.

Sebelum dimulai, lebih dahulu disajikan wawayangan, di mana para penari cokek berjejer memanjang sambil melangkah maju mundur mengikuti irama gambang kramong. Tangannya merentang setinggi bahu mengikuti gerakan kaki. Setelah itu, para penari mengajak para penonton untuk menari bersama. Caranya yaitu dengan mengalungkan selendang pertama-tama kepada tamu yang dianggap paling terhormat. Bila tamu yang diserahi selendang bersedia menari, mulailah penari dan tamu itu ngibing, menari berpasang-pasangan. Tiap pasangan berhadapan dengan jarak yang dekat tetapi tidak saling bersentuhan. Ada kalanya, pasangan-pasangan itu saling membelakangi. Kalau tempatnya cukup leluasa, pasangan-pasangan itu dapat melakukan gerakan memutar. Setelah selesai ngibing, para pengibing pria memberi imbalan uang kepada penari cokek.

sumber : http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/305/Cokek-Tari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar